A. Keadaan Geografis dan Demografis
Sulawesi Selatan adalah sebuah provinsi
di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Sulawesi. Ibu kotanya
adalah Makassar, dahulu disebut ”Ujung pandang”. Sampai dengan Juni
2006, jumlah penduduk di Sulawesi Selatan terdaftar sebanyak 7.520.204
jiwa, dengan pembagian 3.602.000 laki-laki dan 3.918.204 orang perempuan
dan memiliki relief berupa jazirah-jazirah yang panjang serta pipih
yang ditandai fakta bahwa tidak ada titik daratan yang jauhnya melebihi
90 km dari batas pantai. Kondisi yang demikian menjadikan pulau Sulawesi
memiliki garis pantai yang panjang dan sebagian daratannya
bergunung-gunung.
Provinsi Sulawesi Selatan terletak di
0°12′ – 8° Lintang Selatan dan 116°48′ – 122°36′ Bujur Timur. Luas
wilayahnya 62.482,54 km². Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah
dan Sulawesi Barat di utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di timur,
Selat Makassar di barat, dan Laut Flores di selatan.
Kombinasi ini meghamparkan alam yang
mempesona dipandang baik dari daerah pesisir maupun daerah ketinggian.
Sekitar 30.000 tahun silam, pulau Sulawesi telah dihuni oleh manusia.
Peninggalan peradaban di masa tersebut ditemukan di gua-gua bukit kapur
daerah Maros kurang lebih 30 km dari Makassar, ibukota Propinsi Sulawesi
Selatan. Peninggalan prasejarah lainnya yang berupa alat batu peeble
dan flake serta fosil babi dan gajah yang telah punah, dikumpulkan dari
teras sungai di Lembah Wallanae, diantara Soppeng dan Sengkang, Sulawesi
Selatan.
Pada masa keemasan perdagangan
rempah-rempah di abad ke – 15 sampai dengan abad ke – 19, Kerajaan Bone
dan Makassar yang perkasa berperan sebagai pintu gerbang ke pusat
penghasil rempah, Kepulauan Maluku. Sejarah itu telah memantapkan opini
bahwa Sulawesi Selatan memiliki peran yang sangat strategis bagi
perkembangan Kawasan Timur Indonesia.
Penduduk Sulawesi Selatan terdiri atas
empat suku utama yaitu Toraja, Bugis, Makassar, dan Mandar. Suku Toraja
terkenal memiliki keunikan tradisi yang tampak pada upacara kematian,
rumah tradisional yang beratap melengkung dan ukiran cantik dengan warna
natural. Sedangkan suku Bugis, Makassar dan Mandar terkenal sebagai
pelaut yang patriotik. Dengan perahu layar tradisionalnya, Pinisi,
mereka menjelajah sampai ke utara Australia, beberapa pulau di Samudra
Pasifik, bahkan sampai ke pantai Afrika.
Hasil penelitian sejarahwan Australia
Utara bernama Peter G. Spillet M, mengungkapkan salah satu fakta yang
tidak terbantahkan bahwa orang Sulawesi Selatanlah yang pertama mendarat
di Australia dan bukannya Abel Tasman (Belanda) atau James Cook
(Inggris) tahun 1642. Upaya pelurusan fakta sejarah tersebut dilakukan
Peter yang kemudian dijuluki Daeng Makulle dengan sangat hati-hati
melalui jejak, buku-buku sejarah berupa hubungan orang Makassar dengan
orang Aborigin (Merege). Orang Makassar tiba di sana dengan menggunakan
transportasi perahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar