Selasa, 04 November 2014

Keadaan Geografis dan Demograsi Suku Bugis Makassar

A. Keadaan Geografis dan Demografis
Sulawesi Selatan adalah sebuah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Sulawesi. Ibu kotanya adalah Makassar, dahulu disebut ”Ujung pandang”. Sampai dengan Juni 2006, jumlah penduduk di Sulawesi Selatan terdaftar sebanyak 7.520.204 jiwa, dengan pembagian 3.602.000 laki-laki dan 3.918.204 orang perempuan dan memiliki relief berupa jazirah-jazirah yang panjang serta pipih yang ditandai fakta bahwa tidak ada titik daratan yang jauhnya melebihi 90 km dari batas pantai. Kondisi yang demikian menjadikan pulau Sulawesi memiliki garis pantai yang panjang dan sebagian daratannya bergunung-gunung.
Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0°12′ – 8° Lintang Selatan dan 116°48′ – 122°36′ Bujur Timur. Luas wilayahnya 62.482,54 km². Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di timur, Selat Makassar di barat, dan Laut Flores di selatan.
Kombinasi ini meghamparkan alam yang mempesona dipandang baik dari daerah pesisir maupun daerah ketinggian. Sekitar 30.000 tahun silam, pulau Sulawesi telah dihuni oleh manusia. Peninggalan peradaban di masa tersebut ditemukan di gua-gua bukit kapur daerah Maros kurang lebih 30 km dari Makassar, ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Peninggalan prasejarah lainnya yang berupa alat batu peeble dan flake serta fosil babi dan gajah yang telah punah, dikumpulkan dari teras sungai di Lembah Wallanae, diantara Soppeng dan Sengkang, Sulawesi Selatan.
Pada masa keemasan perdagangan rempah-rempah di abad ke – 15 sampai dengan abad ke – 19, Kerajaan Bone dan Makassar yang perkasa berperan sebagai pintu gerbang ke pusat penghasil rempah, Kepulauan Maluku. Sejarah itu telah memantapkan opini bahwa Sulawesi Selatan memiliki peran yang sangat strategis bagi perkembangan Kawasan Timur Indonesia.
Penduduk Sulawesi Selatan terdiri atas empat suku utama yaitu Toraja, Bugis, Makassar, dan Mandar. Suku Toraja terkenal memiliki keunikan tradisi yang tampak pada upacara kematian, rumah tradisional yang beratap melengkung dan ukiran cantik dengan warna natural. Sedangkan suku Bugis, Makassar dan Mandar terkenal sebagai pelaut yang patriotik. Dengan perahu layar tradisionalnya, Pinisi, mereka menjelajah sampai ke utara Australia, beberapa pulau di Samudra Pasifik, bahkan sampai ke pantai Afrika.
Hasil penelitian sejarahwan Australia Utara bernama Peter G. Spillet M, mengungkapkan salah satu fakta yang tidak terbantahkan bahwa orang Sulawesi Selatanlah yang pertama mendarat di Australia dan bukannya Abel Tasman (Belanda) atau James Cook (Inggris) tahun 1642. Upaya pelurusan fakta sejarah tersebut dilakukan Peter yang kemudian dijuluki Daeng Makulle dengan sangat hati-hati melalui jejak, buku-buku sejarah berupa hubungan orang Makassar dengan orang Aborigin (Merege). Orang Makassar tiba di sana dengan menggunakan transportasi perahu.

 

Tidak ada komentar: